Media Sosial, Media Bercerita

Teknologi telah mengubah hampir seluruh aspek kehidupan kita, mulai dari cara kita bekerja, belajar, berkomunikasi, membuat video, bikin lagu, promosi, juga membaca media dan dalam berstrategi pemasaran bukan? Kendala mulai muncul ketika masih banyak pelaku pemasaran  “tradisional” merasa bingung dan gamang menghadapi perubahan ini. Cara tradisionil mereka sudah sulit penetrasi ke pasar mereka perlu mengubah strategi dan cara berkomunikasi. Lalu ada yang unik dan menarik dari strategi pemasaran jaman sekarang atau jaman digital saat ini, yaitu munculnya tren berkomunikasi ala “storytelling”, nah seperti apakah itu?

Racikan tulisan ini saya harus kemas sedemikian rupa dalam bentuk paparan yang mudah dipahami oleh peserta workshop. Kala itu saya harus berbagi pengalaman dan materi ini dengan peserta usaha pariwisata di Kota Solo, mulai dari UMKM sampai pemilik hostel dan guest house. Mereka kesulitan dalam membuat promosi dan sosialisasi di media digital atau media sosial. Teman-teman ini pun sebetulnya sudah lama mendengar strategi promosi dengan storytelling, hanya saja mereka masih bingung harus mulai dari mana.

Untuk mengenal apa itu strategi komunikasi storytelling, kita harus mulai dengan memahami perbedaan antara media massa dan media sosial. Media massa menyajikan berita, media sosial menyajikan cerita. Sementara seiring dengan kemajuan teknologi dan platform digital maka perkembangan media massa dan media sosial ini makin sulit dibedakan, mana yang berita? dan mana yang cerita? Kadang sebuah cerita di media sosial tampil bagaikan sebuah berita. Sementara media massa mulai menyajikan pemberitaan pun bagaikan sebuah drama cerita. Masih bingung? Ini bedanya…

  • Berita : harus ada peristiwa, sumbernya jelas, kejadiannya baru, dan isunya kekinian. Berita dijaga kontennya oleh lembaga pemberitaan, isinya dijaga oleh etika dan UU (Pers)
  • Cerita : Tidak harus berupa peristiwa, sumbernya pun tidak perlu jelas, tidak musti baru, dan tidak dijaga oleh etika keprofesian dan UU. Daya tarik cerita mengutamakan nilai dramaturgi dan emosional, agar pendengar / pembaca cerita lebih mudah mengena di hati dan melekat di dalam ingatan

Dari ciri bentukan di atas kini kita tahu bagaimana berstrategi untuk dapat berfikir kreatif dalam memanfaatkan cerita, merangkai cerita, atau bahkan mengarang cerita, atau jika perlu merekayasa cerita di media sosial untuk kebutuhan strategi pemasaran. Namun demkian kita harus tetap mengedepankan etika dan tanggungjawab. Mengapa ini penting untuk diingat? ya karena sejarah sudah membuktikan bagaimana dampak dahsyat kekuatan cerita. Lewat sebuah cerita, manusia bisa saling bergerak dan menggerakkan untuk hal-hal baik tapi juga hal-hal buruk, jahat, bahkan saling membunuh. Semua cerita-cerita ini bisa kita dapatkan selain dalam catatan cerita sejarah dan juga dalam kitab-kitab suci.

Lantas, bagaimana kita memulai ide atau gagasan dalam membuat cerita kreatif atau sesuatu yang akan diceritakan? Dalam beberapa tugas pekerjaan yang pernah saya terima dan saya kerjakan, saya mencoba membaginya dalam beberapa poin ide, yaitu:

  • Unik: yang khas, hanya terdapat di tempat / waktu khusus
  • Menarik: daya tarik, karena indah, bagus, seksi, ganteng, artistik, dst.
  • Etnik dan historik : berkaitan dengan budaya dan sejarah
  • Apik dan resik : tempat yang bersih, rapih, terjaga, dan apik

Kini kita bisa mulai mencoba membuat sebuah cerita dari sebuah topik, benda, barang, lokasi, sosok, tokoh, atau apa pun. Mulai dari mendata apakah ia unik? apa yang menarik? apakah ada nilai etnik atau historiknya? Dan seterusnya. Mulai dari situ kita bisa merangkai cerita dengan pola komunikasi bercerita biasa saja. Tidak perlu harus rumit dulu dalam membuat struktur atau pun dramaturginya. Pelan-pelan saja sampai saat kita terbiasa, maka kita akan menemukan cara bercerita yang pas dan khas. Di sini lah kita akan nyaman menyampaikan apa pun materinya dengan strategi komunikasi “storytelling”.

Bagaimana? Siap menjadi pencerita?

«
»

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: