Perubahan Teknologi: Antisipasi Profesi?

Indonesia sedang memasuki episode baru yaitu kemajuan ekonomi dan teknologinya secara besar-besaran. Pembangunan infrastruktur teknologi komunikasi dan digital sedang digarap sedemikian serius baik oleh pemerintah maupun swasta demi menunjang masa depan kehidupan, sosial, ekonomi, politik, budaya, bahkan keagamaan dan pertahanan nasional, dalam bentukan digital.

Siapa yang akan paling diuntungkan? Potensi ini akan menjadi bagian dan jatah para generasi muda. Indonesia dengan bonus demografinya akan melahirkan anak-anak muda produktif dengan jumlah mayoritas dari total populasi yang ada. Jumlah mayoritas generasi produktif inilah yang akan membawa ekonomi Indonesia melesat secara drastis dan sanggup menjadikan Indonesia sebagai pemain ekonomi kelas dunia.

Hanya saja, dari sedemikian dahsyatnya peluang di depan mata, di mana posisi kita? apa peran kita? apa yang harus kita siapakan? apa yang harus kamu siapkan? kamu akan jadi apa? kamu harus pilih kuliah apa? bekerja sebagai profesi apa? atau… kamu harus bagaimana?

Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan memberikan kelas berbagi di Apple Academy Indonesia. Topik yang dibahas adalah tentang bagaimana anak-anak muda ini mengambil peran dalam kesempatan emas dari pembangunan negeri ini? Apakah harus belajar saja? ikut kursus? cukup belajar dan jadi pegawai? atau bikin usaha sendiri? kolaborasi? atau apa? Ternyata ini menjadi pertanyaan besar bagi mereka yang sedang menatap lapangan hamparan luas yang bernama “Indonesian Maju”.

Dari apa yang saya baca dan dapatkan saat saya bekerja di Sesame Street Indonesia, saya menemukan sebuah skema yang menarik yaitu bagaimana kita menyiapkan diri ke dalam dua hal:

  • PRIDE – Harga diri | internal | tak terlihat | who you are
  • PRICE – Jual diri | eksternal | tampak / terlihat | what you are

Sekolah, ikut kursus, belajar, aktif di komunitas, punya prinsip, idealisme, dan sejenisnya itu adalah cara kita meningkatkan PRIDE kita. Menguasai alat musik, pandai mengaji, piawai memperbaiki mesin, menguasai software, dan seterusnya itu semua adalah yang membuat kita dihormati oleh orang lain. Sementara kerjaan kita, hasil dari software yang kita gunakan, lagu yang saya ciptakan, dan sejenisnya itu adalah bentuk komersial dari diri atau PRICE. Perpaduan pride dan price ini bukanlah pilihan namun kita punya keduanya dan kita lah yang mengatur komposisinya

Perpaduan dan komposisi yang pas dari pride dan price ini pun dijelaskan dengan sederhana oleh Neil Gaiman novelis dan penulis novel grafis Sandman – yang film serinya sedang diputar di Netflix. Neil Gaiman menjelaskan tentang dunia kerja dan dunia freelancer membutuhkan pengembangan diri, personality atau personal branding yang dapat dilatih atau dicoba melalui 3 ukuran: SKILL – ATTITUDE – TIME

  • SKILL : keahlian, ketrampilan, kebisaan, dst.
  • ATTITUDE : perilaku, gaya bicara, gaya dandan, dst.
  • TIME : scheduling, timeline, deadline

Menurut Neil, dalam menjalani keprofesian kita di dunia pekerjaan paling tidak kita punya keunggulan 2 dan 3 ukuran tadi. Jika kita merasa lemah di skill, maka kita harus punya attitude dan komitmen waktu (time) yang sangat baik. Atau jika kita sadar jika kita lemah dalam mengatur waktu atau deadline suka molor, maka saya harus memperbaiki attitude saya dan mengasah skill saya. Begitu seterusnya.

Namun jika saya punya skill pas-pasan, lalu perilaku atau perangai saya buruk, kemudian saya tak komit dengan waktu atau deadline pekerjaan, maka rasanya saya akan sangat sulit menjaga pekerjaan atau karir. Tapi jika sebaliknya… skill kamu luar biasa, lalu kamu dikenal sebagai orang yang perangainya baik, ramah, dan tidak sombong, kemudian semua tugas kamu bisa selesaikan tepat waktu? wah percayalah bahwa kamu akan jadi seseorang artisan yang sangat dicari-cari oleh talent scout dan head hunter.

Kini, kenali diri dan coba cari bagian atau profesi mana yang bisa pas dengan apa yang kamu punya.

«
»

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: