Belajar Story-Mapping. Pernah Coba?

Suka travel atau jalan-jalan? Suka foto-foto? Pernah coba gak menyusun foto-foto perjalanan kamu menjadi sebuah cerita yang menarik untuk di share atau posting di blog?

Kita tahu kan bahwa inti dari media massa adalah tentang berita, sementara media sosial umumnya tentang cerita? Berita – sebagai informasi dari sebuah peristiwa tentu sangat dipengaruhi oleh kecepatan, ketepatan, dan akurasi. Maka berita sangat terkait dengan tengat waktu. Sementara ‘cerita’ belum tentu berdasarkan peristiwa, bisa jadi sekedar rekaan, tidak harus cepat tayang, dan cenderung lebih memiliki rentang usia baca yang lebih lama. Nah.. pertanyaannya sekarang, mungkinkah keduanya digabung?

Beberapa waktu lalu saya kebetulan bertemu dengan beberapa wartawan di Jogja yang kesehariannya bekerja sebagai pencari berita dan peliput peristiwa. Dalam kesempatan tersebut saya berbagi pengalaman dengan mereka tentang story-mapping yaitu pemetaan cara bertutur cerita, karakter, dan adegan yang disusun menjadi alur plot cerita. Kaitannya adalah ingin mencoba meramu penggunaan metode story-mapping ini ke dalam sebuah penulisan berita.

Kita tahu bahwa saat ini hubungan antara media massa dengan media sosial sudah sangat berbaur dan saling melengkapi. Berita menjadi cerita, begitu pun sebaliknya cerita di media sosial bisa menjadi berita di media massa. Keterkaitan ini sudah semakin mengikat hingga tidak jarang kita menemukan berita dengan gaya penulisan cerita dan sebaliknya sebuah cerita ditulis dengan gaya penulisan berita.

Awalnya memang membingungkan karena dalam penyusunan rencana workshop ini saya harus membayangkan kebiasaan para penulis berita yang tentu berbeda dengan para penulis cerita. Teman-teman dari Dell Computer, sebagai penyelenggara acara workshop ini meyakinkan saya bahwa workshop ini harus dicoba, walaupun dirasa amat baru dan bisa jadi membingungkan para peserta workshop pada awlanya. Pihak dari Dell Computer pun melihat daya tarik dari penggabungan dari metode penulisan berita dengan cara penulisan cerita. Apalagi dengan menggunakan laptop Dell Inspiron 2-in-1 yang formatnya bisa diubah-ubah menjadi laptop dan tablet.

Dengan format laptop-tablet tersebut maka proses penyusunan peta alur cerita tadi menjadi sanget mudah. Karena dalam pengaturan pemetaan alur cerita / karakter lewat bagan atau foto tentu akan lebih nyaman jika dilakukan click-drag-nya dalam format tablet, sementara untuk penulisan artikel masih lebih nyaman dengan format laptop.

Sukses dengan workshop di Yogyakarta, Dell Computer membuat lagi workshop sejenis berikutnya di Surabaya. Namun kali ini dengan pemateri yang berbeda, bukan saya melainkan Kang Nino (IG: @coretanino). Dia juga seorang travel-sketcher seperti saya, yang saat traveling selalu saja harus sambil sketching, foto-foto, dan sharing cerita perjalanan kami di media sosial.

«
»

3 comments on “Belajar Story-Mapping. Pernah Coba?”

  1. heri says:

    Sepertinya menarik, nih, Pak
    Kapan sharing juga di Jakarta?

    1. motulz says:

      Siap… boleh yuk 🙂

  2. RISMA says:

    apakah Belajar Story-Mapping menyenangkan?

Leave a Reply to heri Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: